Minggu, 15 Juni 2014

Cerpen Cinta "Triangle Love"



Cerpen terbaru nih!!! Baru bikin hari ini. hahahaha semoga bagus. Berasal dari pengalamanku sih kebanyakan T,T!!! ku jadikan cerita aja hehehe :’( semoga tersentuh dengan apa yang kurasakan.


Judul         : gak tahu apa
Main cast : M. Anwar   a.k.a    Anwar
                    : fauziah alifa   a.k.a  Ifa
                    : Putri    a.k.a Putri
                    : Mariatul    a.k.a     Atul
Genre       : sad ending, no yadong, semua umur


∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Besok adalah hari dimana kepulanganku akan kembali ke kampung halamanku. Aku mengepak semua barang yang kuperlukan jika aku telah tiba dikampung halamanku. Kubuka seluruh isi lemariku dan memasukkannya ke dalam tas ransel hitam yang akan ku kenakan nanti. Aku memasukkan bajuku satu persatu dengan rapi, seketika sebuah kertas berbentuk ukuran photo jatuh kelantai dan berada di bawah kakiku. Aku tertegun memandang sebuah gambar siluet seorang gadis yang sangat kukenal. Ifa, gadis cantik dimana aku berasal. Teman masa kecilku. Dari dulu kami selalu bersama. Taman kanak-kanak, SD, SMP hingga SMA kami selalu satu kelas. Mungkin rasa itu sudah muncul karena kami selalu bersama. Waktu, yah.. waktu yang mendukung, dia tumbuh menjadi gadis yang cantik dan sholeha. Tipe yang kuidamkan.  Aku terduduk di pinggiran tempat tidurku menghentikan aktivitasku mengepak barang, mengingat masa-masa itu. Masa-masa dimana aku menyakiti diriku dan orang lain.

#flashbackkk
“aku suka kamu fa. Apa yang kurang dari aku? Apa yang kamu tak suka dari aku? Aku berjanji akan mengubahnya jika kita bersama.”  Dia hanya tersenyum mendengar ucapanku. Ucapan mematikan yang akan membuat martabat laki-laki akan terasa jatuh jika ditolak. “kenapa sih fa? Apa yang salah dari diriku? Aku itu suka sama kamu.” Lagi-lagi dia hanya tersenyum mendengar ucapanku. Aku bingung dibuatnya kediamannya membuat diriku ingin mati.
“aku suka kamu juga war, tapi hanya sebatas teman. Kita bukan ditakdirkan untuk bersama. Kita hanya ditakdirkan untuk menjadi sahabat, tak ada yang lebih dari itu.” Jawabnya. Saat itu juga pertahananku runtuh mendengar jawabannya. Jawaban yang tak pernah kuharapkan didalam pernyataanku. Pernyataan ini sudah kulakukan berkali-kali hingga pada detik ini, dan ini adalah hal pertama kalinya dia menjawab segala kediamannya selama ini atas pernyataanku. dia menolakku.
Bagaimana rasanya ditolak? Aku seperti merasakan mimpi. Mimpi seperti ditampar seseorang yang aku sayang. Setelah pernyataanku itu aku tidak pernah lagi berbicara apa-apa lagi dengannya. Semuanya pupus dengan rasa cintaku. Perjuangan selama ini yang kulakukan ternyata sia-sia. Dari dulu aku mengikutinya. Aku bersekolah ditempat yang sama dengan dirinya hanya bermaksud untuk bisa melihatnya, hingga dimasa kuliah pun aku tak bisa untuk tidak mengikutinya. Aku mengikutinya 
 juga masuk di sebuah universitas yang sama. Tapi apa? Usahaku hanyalah sia-sia.

………………………………………………………………………………………………………………

Hari berganti hari dan aku masih memikirkannya didalam pikiranku. Aku melakukan aktivitasku setelah hari itu dengan berat hati. hampa. Benar perasaan hampa, tapi aku berusaha untuk seperti biasa di depan teman-temanku dan juga di depannya.

Aku beristirahat dikamar kostku. Aku terlalu lelah dengan semua aktivitasku pada hari ini. terlalu banyak tugas dari dosen di kampus.

Drrrtttt… drrrtttt… drrttttt

Hp ku bergetar dengan hebatnya. Sebuah sms masuk dalam inbox. Aku membaca nama pengirimnya. Seorang teman yang kukenal lagi, mariatul atau yang lebih akrab dipanggil atul. Memberiku sms

“hi war lagi apa? Sibukkah?” tanyanya. Aku mengetik balasannya.

“kenapa tul? Kangenkah?” beberapa menit kemudian sms masuk lagi ke hp ku.

“ihh.. enak aja, ini nah aku mau Tanya, sudahkah kau confirm temanku? :/ jawabnya.

“sudah tul yang putri kan? Jawabku.

“iya, war. Temanku itu nah war mau kenal sama kau tapi dia malu. Dia mau lewat fb aja.” Jawabnya membalas smsku.

“aww.. kenapa lagi malu tul? Takutkah terpesona dengan kegantenganku?”

“nah.. nah.. nah.. orang mau kenal aja kok.” Jawabnya.

Aku tak membalasnya lagi. Malas. Masa bodoh dengan perasaan suka.  aku sudah muak dengan perasaan itu. Sudah cukup untukku, saat ini aku masih tak mampu untuk melupakannya.
Selang beberapa hari dari percakapanku bersama atul melalui sms. Aku mendapat sebuah sms dari nomor baru. Saat aku membaca pesan itu ternyata itu adalah pesan dari temannya atul yang menyukaiku. Jujur aku tak nyaman dengan itu. Bahasanya terlalu formal untukku. Aku tak terlalu menggubrisnya karena aku mamang tak menyukainya. Toh aku juga tak kenal jadi buat apa juga jika aku harus kenal dengannya dan baik-baik padanya?

Sudah beberapa hari ini dia memberiku pesan, dan aku hanya menjawab seperti biasanya, hingga dia mengajakku untuk pergi jogging pada sore hari bersama. Terbilang dia adalah cewek yang sangat berani. Aku hanya menjawab dengan kata “ya”. Menurutku itu jawaban yang sangat baik untuk dirinya. Hingga saat itu sore itu pun datang. Dia memakai celana jogging berwarna hitam dan memakai baju lengan pendek yang berwarna merah. Rambutnya panjang dan tergerai.  Dia tengah berlari-lari kecil menemuiku dan menyapaku.

“hi, anwar kan? Kenalin aku putri temannya atul.” Jawabnya tersenyum. Kulihat peluh di sekitar pipinya. “ya, aku anwar.” Jawabku sekenanya. “yaudah kita duduk disana aja yok, setelah itu baru kita lari.” Jawabnya riang. Aku mengangguk mendengar keinginannya. Kami duduk dibawah pohon yang rindang dalam suasana di tempat jogging yang lumayan ramai.

Ku kira bersama dirinya akan membosankan. Ternyata aku salah,  dia adalah anak yang humoris dan ramah. Tak salah jika atul bisa nyaman dengan cewek disampingku ini. kami banyak bercerita, dari seputar kampus, teman hingga akhirnya berakhir pada mantannya.

“gimana dengan kamu war? Apa kamu juga punya hal yang sama dengan ku?” tanyanya. aku tak bisa menjawabnya. Meskipun ada, tapi itu bukananlah seorang yang bisa dianggap mantan. Dia menarik napas dan melihat lurus ke depan. “hemmhh.. ya sudahlah, kita lari aja yok” dia berdiri dan menunggu diriku yang masih tertegun berpikir jawaban apa yang bisa ku katakan. Tapi aku segera terbangun seketika,  Aku berdiri dan berlari sore bersama cewek yang membuka luka lama itu kembali dan teringat di benakku.

………………………………………………………………………………………………………

Akhir-akhir ini aku sering bersama dengan putri. Dia sering mendatangi kampusku, hanya sekedar mampir. Bercengkrama dengan teman-temanku juga. Banyak hal yang bisa dilakukan dengannya. Dia sangat ramah sehingga mudah untuk dekat dengannya. Berangsur-angsur kerinduanku dengan ifa berkurang, setidaknya ini berkat putri juga. Meskipun belum bisa berpindah hati, namun aku bisa mengurangi rasa suka ku kepadanya.

Drrrtttt.. drrrttt… drtttt…

Hpku bergetar, sebuah sms diterima di dalam inbox ku. Tertera disana nama pengirimnya adalah ifa. Aku tak percaya dia memberiku pesan. Aku membacan pesannya.
“War.. kau ada dimana? Aku ada acara kampus buat di promosiin ke fakultasmu war. Besok bisakah ketemu war?”

Iya, bisa. Langsung aja ke kampusku besok. Kasih tahu kalo sudah ada di kampusku.” Jawabku membalas pesannya. Aku tak percaya dia memberiku pesan telah sekian lama kami bungkam.
Keesokan harinya dia benar-benar mendatangiku. Parasnya masih sama seperti dulu dan terlihat lebih cantik. Hatiku bergetar ketika melihatnya menemuiku di kampus. “hei war, apa kabar?” tanyanya ketika berdiri di depanku. “alhamdulillah fa, baik aja kok. Kau fa, apa kabar?” tanyaku. “baik juga war, yaudah aku mau promosiin acaraku yah, siapa tahu kau mau tertarik buat ikut, sekalian juga kau bisa ajak-ajak teman fpik mu war.” Jawabnya.

Suara halusnya mengalun di hatiku saat mendengarnya. Aku mendengarkan setiap huruf yang keluar dari mulutnya, hingga aku tak menyadari di sekitarku. Seorang cewek yang sedari-tadi memperhatikanku, yang tak lama pergi tanpa kusadari kedatangannya dan kepergiannya. Aku terlalu senang melihat, mendengar, memanggilnya bahkan memikirkan seseorang yang bernama ifa.

……………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Embun menyapu seluruh permukaan bumi dengan merata. Dingin menusuk tulang hingga aku merapatkan kembali jaketku hingga ke atas dagu. Aku memakai celana training, sepatu kets, dan jaket bola berwarna blue sapphire. Ini kedua kalinya aku diajak putri jogging ditempat yang sama. Sejak semalam dia tidak memberiku kabar. Bukannya aku rindu, hanya saja aku khawatir dengan sikapnya sejak semalam, ditambah lagi di tengah malam dia baru memberitahuku ingin jogging denganku dihari minggu pagi.

Dari kejauhan tampak seorang cewek yang kukenal. Yah itu putri, dia memakai celana pendek diatas lutut, kaos berwarna ungu, dan sepatu kets, dia berlari ke arahku dengan terburu-buru. “hhh.. hhhh.. paa..gii.. war” jawabnya ngos-ngosan di depanku. Dia membuka tutup botol minuman yang dipegangnya, aku melihat kerongkongannya yang bergerak naik turun ketika menerima air dari dalam mulutnya, dia seperti orang yang habis melakukan pekerjaan berat dan mengahabiskan setengah air dari botol minuman yang dibawanya. “ 4 putaran penuh membuatku lelah dan lumayan haus war.” Jawabnya tersenyum menutup botol minumannya.

Aku tertegun mendengarnya. Aku tahu dia suka lari, tapi 4 putaran penuh? Putri terlalu memaksakan diri mengitari stadion sebesar ini. “kita duduk dulu disitu put.” Jawabku. Dia mengangguk mengiyakan ajakanku. Kami duduk di tempat awal kami bertemu. Kami hanya diam, tak ada kata diantara kami. Angin semilir menghembuskan kesegaran udara di pagi hari. Kami melamun memikirkan pemikiran masing-masing. Tak ada yang ingin putri katakan kepadaku tapi kenapa dia ingin bertemu denganku?. Tatapannya lurus ke depan melihat lalu lalang orang-orang yang lewat berlari.

“ehmm.. war, kamu ingat gak ketika aku bertanya di tempat ini waktu kita dulu pertama kali ketemu, Apa kamu juga punya hal yang sama dengan ku? Apa kamu sudah memiliki jawaban yang tepat untuk mengatakannya  kepadaku?” tanyanya sambil tetap melihat lurus ke depan. Aku terdiam seribu bahasa. Keheningan menimpaku di tengah keramaian ini.

Putri menatapku yang sedang menatapnya. Kami berpandangan satu sama lain. “aku sudah tahu semua war, dari atul. Kemarin aku melihatmu bersama dengan orang yang kamu suka. Kamu begitu antusiasnya hingga kamu tak menyadari keberadaanku berada di dekatmu. Aku gak mau war begini terus, mengaharapkan sesuatu yang belum tentu kudapat. Aku membutuhkan kepastianmu. Aku terima jika ini akan menyakitkan. Sekarang kamu jawab aku dengan jujur, apa kamu juga suka sama aku?”

Aku termenung memikirkan jawaban untuk tidak menyakiti hatinya. “jawab war,  ya atau gak?” tanyanya memaksa.

“maaf put aku……………………….” Dia memotong perkataanku dengan memegang tanganku. Memberikan tatapan intens kepadaku lalu melepaskan genggamanku pada akhirnya. Dia menghela napas panjang dan memutuskan kontak mata kami. “aku sudah tahu jawabannya akan begini war” jawabnya melihat ke arah keramaian orang-orang didepannya.

“tapi put aku………”

“sssshhhhhhttttt….. iya, aku ngerti kok war. Mungkin ini akan sakit untukku, tapi aku akan terima. mungkin aku egois, menginginkan kamu denganku. Tapi aku salah aku gak bisa memaksakannya. aku gak akan ganggu kamu lagi war, ini bisa jadi pertemuan kita yang terakhir. Semoga aku bisa cepat melupakan kamu war.” Jawabnya datar memotong permintaan maafku.

“tak perlu minta maaf war, aku yang salah dan aku minta maaf. Ini kesalahanku yang tak tahu keadaanmu saat ini.” Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku hanya terdiam mendengar pernyataannya. Setiap kata yang keluar dari mulut putri membuatku merasa sangat bersalah. Keceriaannya, senyumnya juga seperti hilang ketika dia berkata seperti itu. Apa ini namanya cinta segitiga?  Apa mungkin perasaan yang kurasakan kepada putri sama saja dengan perasaan ifa terhadapku? Sama-sama menyukai hanya sebatas teman?

…………………………………………………………………………………………………………………………………..

#flashbackend

Semenjak itu aku tak pernah berhubungan lagi dengan putri maupun ifa. Mereka pun juga begitu, tak pernah menghubungiku. aku menyimpan kembali foto itu bersama kenanganku. Jika aku mengingat masa itu, rasa cintaku kepada ifa akan bercampur aduk dengan perasaan bersalahku kepada putri. Biarlah perasaanku kepada keduanya akan tersimpan rapi bersama dengan kenanganku. :)

Alhamdulillah!! Kelar? ok koment jangan sebut merek yaa :D
(Terinspirasi juga dari lagu Esna (에스나) - Bite My Lower Lip [Ost.The Heirs] coba dengarkan yaa ^^)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar